Kamis, 16 Oktober 2014

MAKALAH UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH-DAERAH TERPENCIL DI KABUPATEN KATINGAN KALIMANTAN TENGAH



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Pendidikan di daerah-daerah terpencil di Kabupaten Katingan dapat dikatakan tertinggal apabila dibandingkan dengan pendidikan di Daerah perkotaannya. Dicontohkan SMAN 1 Tewang Sanggalang Garing, dari 115 peserta UN, hanya 16 siswa saja yang lulus. Selebihnya harus mengulang kembali. Sekolah yang juga menyumbang jumlah lulusan terendah juga berada di SMAK Tumbang Samba. Dimana 22 peserta UN harus mengulang kembali lantaran tak lulus dengan angka tak sampai pada target kelulusan. Data tersebut merupakan angka kelulusan tahun 2011 pada SMA yang berada di Daerah-daerah pedalaman di Kabupaten Katingan.

Menurut M.Afen yang menjabat sebagai Kabid Dikmenti Diknas Katingan, penyebab rendahnya tingkat kelulusan di Daerah pedalaman adalah kondisi sekolah yang minim dan terbatas baik dalam hal tenaga pengajar maupun sarana dan prasarana. Hal ini terbukti dengan masih banyak guru yang belum memenuhi standar kualifikasi, gedung sekolah yang bergantian pemakaiannya, buku pelajaran dan akses informasi yang terbatas, sebagai akibat dari keterisoliran daerah tersebut.
Berdasarkan persoalan di atas, penulis akan memaparkan lebih detail daerah-daerah yang termasuk daerah terpencil di Kabupaten Sintang, masalah-masalah pendidikan daerah terpencil dan menawarkan altenatif pemecahan masalah pendidikan di daerah terpencil tersebut.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Daerah-daerah mana saja yang termasuk daerah terpencil di Katingan?
1.2.2 Apa permasalahan pendidikan di daerah terpencil tersebut?
1.2.3 Apa alternatif pemecahan masalah pendidikan di daerah terpencil tersebut?

1.3 Tujuan  Penulisan
1.3.1 Menyebutkan daerah-daerah yang termasuk daerah terpencil di Katingan.
1.3.2 Menjelaskan permasalahan pendidikan di daerah terpencil tersebut.
1.3.3 Menjelaskan alternatif pemecahan masalah pendidikan di daerah terpencil tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kualitas Pendidikan
Arti dasar dari kata kualitas menurut Dahlan Al-Barry dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia adalah “kualitet”: “mutu, baik buruknya barang”. Seperti halnya yang dikutip oleh Quraish Shihab yang mengartikan kualitas sebagai tingkat baik buruk sesuatu atau mutu sesuatu.
            Sedangkan kalau diperhatikan secara etimologi, mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan tingkatan menuju suatu perbaikan atau kemapanan. Sebab kualitas mengandung makna bobot atau tinggi rendahnya sesuatu. Jadi dalam hal ini kualitas pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan disuatu lembaga, sampai dimana pendidikan di lembaga tersebut telah mencapai suatu keberhasilan. Menurut Supranta kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Guets dan Davis dalam bukunya Tjiptono menyatakan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

2.2 Daerah-daerah terpencil di Kabupaten Katingan

Daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d, Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 9 ayat (1) huruf d dan Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah yang memiliki potensi ekonomi berupa sumber daya alam di bidang pertanian, perhutanan, pertambangan, pariwisata dan perindustrian, tetapi keadaan prasarana dan sarana ekonomi yang tersedia masih terbatas, sehingga untuk mengubah potensi ekonomi yang tersedia menjadi kekuatan ekonomi nyata, penanam modal perlu membangun atas beban sendiri prasarana dan sarana yang dibutuhkannya seperti jalan, pelabuhan, tenaga listrik, telekomunikasi, air, perumahan karyawan, pelayanan kesehatan, sekolah, tempat peribadatan, pasar dan kebutuhan sosial lainnya, yang memerlukan biaya yang besar.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Katingan, Kalimantan Katingan, Jahriansyah Menyebutkan bahwa di Kabupaten Katingan daerah yang tergolong daerah terpencil meliputi Kecamatan Mendawai, Kecamatan Petak Malai, Kecamatan Bukit Raya. Permasalahan pokok yang terjadi pada kecamatan-kecamatan tersebut adalah sulitnya ases informasi dan sarana jalan. Misalnya, untuk menuju Kecamatan Petak Malai dan Kecamatan Bukit Raya hanya dapat ditempuh menggunakan transportasi air yang oleh masyarakat setempat dinamakan Speed Boat 40pk.

Keterisoliran ini berakibat pada sulitnya perkembangan daerah tersebut, tidak terkecuali bidang pendidikan. Akibat yang ditimbulkan antara lain, guru enggan ditempatkan didaerah tersebut, sehingga banyak sekolah yang kekurangan tenaga pengajar. Akibat lainnya adalah sarana dan prasarana yang minim karena kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan akses informasi yang sulit. Hal inilah yang membedakan sekolah-sekolah yang berada di Daerah-daerah terpencil dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang berada di kecamatan katingan tengah dan katingan hilir.
Keberhasilan pendidikan di Daerah-daerah terpencil sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang memadai, akses informasi dan atau sumber belajar peserta didik yang tersedia serta tenaga pengajar yang berkulitas. Hal ini dapat dicapai melalui kebijakan pemerintah yang tepat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Daerah-daerah terpencil dibutuhkan perhatian khusus dari pemerintah bekerjasama dengan masyarakat setempat.

Dengan adanya perbaikan dalam sarana dan prasarana, akses informasi dan tenaga pengajar maka mutu pendidikan juga akan meningkat. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan, maka sumber daya manusia juga akan memberi kontribusi yang signifikan, sehingga dengan sendirinya bidang-bidang lain juga akan berkembang dengan baik. Pemerintah harus mengupayakan pemerataan pendidikan supaya pendidikan di Daerah-daerah terpencil dapat terwujud.Seperti telah disebutkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999-2004 (TAP MPR No. IV/MPR/1999) yang berbunyi “mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti”.



2.3 Permasalahan dan Pemecahan masalah Pendidikan di daerah Terpencil

1.      Masalah Pemerataan Pendidikan

 Adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi  pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.

2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan di permasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang di harapkan. Mutu pendidikan di lihat pada kualitas keluarannya. Apakah keluaran dari suatu sistem pendidikan menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri dan berkarya,anggota masyarakat yang bertanggung jawab, warganegara yang cinta tanah air, dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial.
Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan.
Segi mutu, pada awal perkembangannya memang menitik beratkan kepada segi kuntitatif dan usaha pemerataan. Selanjutnya baru segi kualitatif atau mutu di perhatikan, yaitu :
ü  penyempurnaan UU pendidikan,
ü  penyempurnaan  kurikulum,
ü  pengembangan kemampuan tenaga kependidikan,
ü  penyempurnaan prasarana belajar, dan sebagainya.
3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.

4. Masalah Relevansi Pendidikan

Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan perkembangan di masyarakat. Misalnya : 
 - Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yang siap pakai.
 - Tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.

Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing – masing dikatakan teratasi jika :
Ø  Dapat menyediakan kesempatan permerataan belajar, artinya : semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan.
Ø  Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya : perencanaan, pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Ø  Dapat terlaksana secara efisien, artinya: pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
Ø  Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Permasalahan Pendidikan
Faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan ada dua kategori yaitu Masalah mikro dan masalah makro pendidikan.
      Masalah Mikro:
            permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan pada butir A di atas, yaitu masalah – masalah yg berlangsung di dlm sistem pendidikan itu sendiri.
      Masalah Makro:
            - perkembangan iptek dan seni
            - laju pertumbuhan penduduk
            - aspirasi masyarakat
            - keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan

 2.4 Permasalahan Pendidikan  Di Kabupaten Katingan
Di Indonesia masih banyak masalah masalah mengenai pendidikan ini yang sampai sekarang masih belum bisa diselesaikan, rendahnya mutu pendidikan di Indonesia menjadi masalah utama yang harus cepat diatasi. Berikut masalah pendidikan yang ada di Indonesia secara umum, yaitu:
1.      Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yg diharapkan. Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.


2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.

2.      Standardisasi Pendidikan di katingan
Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
Beberapa masalah secara khusus yg menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Katingan, yaitu :
1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
2. Rendahnya Kualitas Guru
3. Rendahnya Kesejahteraan Guru
4. Rendahnya Prestasi Siswa
5. Mahalnya Biaya Pendidikan

Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Kabupaten Katingan

Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme, yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.







































BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
           
             Berdasarkan Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Katingan daerah yang tergolong daerah terpencil meliputi Kecamatan Mendawai, Kecamatan Petak Malai, Kecamatan Bukit Raya. Permasalahan pokok yang terjadi pada kecamatan-kecamatan tersebut adalah sulitnya ases informasi dan sarana jalan. Misalnya, untuk menuju Kecamatan Petak Malai dan Kecamatan Bukit Raya hanya dapat ditempuh menggunakan transportasi air yang oleh masyarakat setempat dinamakan Speed Boat 40pk.
Keterisoliran ini berakibat pada sulitnya perkembangan daerah tersebut, tidak terkecuali bidang pendidikan. Akibat yang ditimbulkan antara lain, guru enggan ditempatkan didaerah tersebut, sehingga banyak sekolah yang kekurangan tenaga pengajar. Akibat lainnya adalah sarana dan prasarana yang minim karena kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan akses informasi yang sulit.
Keberhasilan pendidikan di Daerah-daerah terpencil sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang memadai, akses informasi dan atau sumber belajar peserta didik yang tersedia serta tenaga pengajar yang berkulitas. Hal ini dapat dicapai melalui kebijakan pemerintah yang tepat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Daerah-daerah terpencil dibutuhkan perhatian khusus dari pemerintah bekerjasama dengan masyarakat setempat.
Sedangkan masalah-masalah pendidikan yang di hadapi didaerah terpencil di kabupaten katingan yaitu : masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan. Adapun solusi-solusi pemecahan masalah pendidikan di katingan adalah solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme, yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.



3.2 Saran
            Upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah pendidikan
salah satunya adalah pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak
cukup berlangsung hanya secara insidental. Pendekatan keterampilan proses yang
sudah disebarluaskan konsepnya perlu ditindaklanjuti dengan menyebarkan buku
panduannya kepada sekolah-sekolah.


































DAFTAR PUSTAKA

Kalteng  post (senin 17 agustus 2009)


Safarudin Siregar. 2004. Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Shinichi Ichimura. 1996. Pembangunan Ekonomi Indonesia, Masalah Dan Analisis. Edisi
            Revisi. UI Press.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.


1 komentar: