Kamis, 16 Oktober 2014

Makalah porifera_UPR13



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porifera adalah Phylum antara protozoa dan coelenterara yang menghubungkan dengan metazoan. Pofifera digolongkan dalam kelompok Parazoa. Filum protozoa yang bersel tunggal hewan yang menerima ditinggalkan salah satu alias ditinggalkan sel darah bersel admeasurement kecil bisa ditinggalkan menjadi jelas dengan mikroskop. Protozoa hidup dapat di membaptis atau anatomi aktif atau menambahkan basil sebagai parasit. Kegiatannya dapat ditinggalkan atau menyendiri atau kumpulan atau koloni. Contoh: amuba / amoeba.
Jenis-Jenis Porifera
Spikula tersusun dari zat kapur dan dari silikat, apakah Anda sudah mengamati dan membuktikan seperti pada kegiatan sebelumnya? Dengan dasar zat penyusun inilah jenis Porifera ini digolongkan. Beberapa kelas Porifera adalah sebagai berikut.
  • Kelas Calcarea, golongan Porifera ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kapur. Umumnya hidup di air laut yang dangkal. Misalnya, Scypha gelatinosa, Grantia, Leucosolenia.
  • Kelas Hexactinellida, golongan ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kersik/silikat. Hidupnya di laut yang dalam, misalnya Pheronema sp., Euplectella, Regadrella sp.
  • Kelas Demospongiae, kelas ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kersik dan protein (spongin) atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak dan tidak mempunyai skeleton. Hidup di laut yang dangkal, mempunyai jumlah anggota yang paling banyak, misalnya Euspongia officinalis (spons mandi), Spongilla, Haliclona, Microciona, Corticium.
1.1.1        Fenomena
Apakah manfaat serta kegunaan porifera dalam kehidupan manusia?
Apakah kerugian porifera dalam kehidupan?
1.2   Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dapat di simpulkan rumusan masalah yang akan dikaji yaitu:
1.1.2        Bagaimana struktur tubuh porifera?
1.1.3        Bagaimanakah proses pencernaan makanan, system eksresi, system reproduksi dan system pernafasan porifera?
1.1.4        ciri-ciri porifera?
1.1.5        Klasifikasi porifera?
1.1.6        Keuntungan dan kerugian porifera dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1.1.7        Dapat menambah wawasan mata kuliah khususnya Zoologi Invertebrata.
1.1.8        Dapat mengetahui mengetahui tentang porifera dan sejenisnya.
1.3      Manfaat
1.3.1        Dapat di harapkan memberikan informasi bagi kita semua khususnya Saya sendiri.
1.3.2        Di harapkan memberikan informasi kepada mahasiswa apakah porifera itu.
1.3.3        Menjadi referensi


BAB II
PEMBAHASAN

1.1.2        Struktur tubuh porifera
Struktur tubuh porifera kecuali berfori dengan macam-macam bentuk, dibagi atas tiga tipe yaitu:
  1. 1.      Ascon
 berbentuk seperti jambangan bunga yang merupakan tipe yang paling sederhana dapat dilihat suatu rongga sentral yang disebut Spongiocoel atau parangaster. Ujung rongga atas disebut Osculum. Pada dinding hewan ini terdapat lubang-lubang kecil yang disebut Porosofil atau pori yang disebut Ostium. Lubang itu merupakan pintu masuk aliran air yang menuju ke dalam rongga Paragester.
Dinding tubuh tersusun dua lapis yaitu
É Lapis luar disebut lapisan epidermis atau epithelium dermal yang juga disebut pinacocy.
É Lapisan dalam terdiri atas jajaran sel-sel berleher yang disebut Choanocyt yang berbentuk botol yang memiliki flagellum. Diantara dua lapisan tersebut terdapat yang berbahan gelatin yaitu
  • Amoebocyte yang berfungsi mengedarkan zat-zat makanan kesellainnya dan menghasilkan gelatin.
  • Porocyte (sel pori) atau myocyt yang berfungsi membuka dan menutup pori
  1. 2.      Sycon atau Scypha
Sycon ciliatum adalah spons calcarea, yang merupakan spons dengan kerangka kalsium. Hal ini kecil dibandingkan dengan spons lebih terkenal lainnya. Tumbuh sebagai bentuk tabung tunggal. Banyak kali itu akan cluster dengan orang lain sehingga terlihat seperti beberapa cabang. Ini adalah dengan semacam coklat atau abu-abu warna. Pada ujung tabung adalah oscula khas dikelilingi oleh mahkota seperti spikula. Mereka bisa tumbuh sampai 9 cm, tapi khas adalah 1-3 cm. Permukaan mereka tampak berbulu. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang unik mereka. Mereka ditemukan di zona Sublittoral dangkal ditemukan di landas kontinen.
  1. 3.      Rhagon
merupakantipesaluran air yang paling rumit. Air masuk melalui pori kemudian memasuki saluran radial yang  bercabang-cabang dan saling berhubungan. Sel-sel koanositter dapat pada rongga yang berbentuk bulat. Air kemudian keluar melalui oskulum. Contohnya pada Euspongia dan Spongila.
Tubuh Porifera tersusun dari banyak sel dansel-selnya ini meskipun sangat sederhana tetapi sudah memiliki tugas sendiri-sendiri, yaitu ada yang bertindak sebagai kulit, penangkap makanan, pengedar makanan, dan penyusun rangka. Susunan tubuhnya ada dua lapisan/diplobastik, yaitu sebagai berikut.
  • Lapisan luar, tersusun oleh sel-sel epidermis berbentuk pipih yang disebut pinakosit dan sebagai kulit luar.
  • Lapisan dalam yang tersusunolehsel-selleher/koanosit berbentuk seperti corong yang memiliki flagel, vakuola, dannukleus. Di antara kedua lapisan ini terdapat mesenkim/mesoglea yang berisibahan gelatin/jeli dan bersifat koloid yang terdapat sel-sel amoebosit bebas. Mesenkim ini berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan kesel-sel lainnya dan zat sisa metabolism dari satu sel kesel lainnya. Terdapat juga rangka (spikulaatausporogin), yaitu merupakan duri-duri penguat dinding yang lunak dandapatt ersusundari zat kapur, zat kersik (silikat), atau protein. Jika Anda ingin mengamati bentuk spikula, Anda dapat mengambil sedikit bagian tubuh bunga karang, kemudian letakkan pada objek glass dengan menggunakan pinset, lalu tetesi air dan tutup dengan cover glass.

1.1.3  Proses pencernaan makanan
Porifera bersifat holozoik,  dan saprozoik. Partikel partikel makanan mnempel pada kolar. Pada saat itu mikrovili mikrovili koanosit bertindak sebagai filter. Makanan yang telah disaring oleh filter tadi diolah didalam pakuola makanan dengan bantuan  enzym enzym pencernaan ( karbohidrase,protease, dan lipase ).  Vakuola tadi kemudian  mengadakan  gerakan siklosis ( dalam rangka mengedarkan sari sari makan didlam sel koanosit itu sendiri ). Setelah itu zat zat makanan  akan di edarkan ke sel sel tubuh secara dipusi dan osmosis oleh amubosit.
Sistem pernafasan
Alat pernafasan terdiri atas :
·         Sel sel pinakhosit ( bagian luar ), dan koanosit (bagian dalam ). Oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan keseluruh tubuh oleh sel sel amubosit. Sistem ekskresi
Zat zat sampah sisa metabolisme di edrakan dari intrnal tubuhnya oleh amubosit.
Sistem reproduksi
Porifera ada yang beraifat monosious (hermaprodit ) dan ada juga yang bersifat diosious. Berkembang biak dilakukan secara :
·         Seksual
·         Non seksual
Perkembangbiakan
 Seksual
Perkembangbiakan secara seksual belum dilakukan dengan alat kelamin khusus. Baik ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel sel amubosit khusus yang disebut arkeosit.  Ovum yang belum atau telah dibuahi oeleh spermatozoid tetap tinggal didalam tubuh induknya  (mesoglea).  Setelah terjadi pembuahan maka zigot akan mengadaka pembelahan berulang kali, akhirnya terbentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula, dan ampliblastula ini kemudian akan keluar dali dalam tubuhnya melalui oskulum.  Setelah ampliblastula ini tiba dilingkungan eksternal debgan rambut getarnya  kemudian ia akan berenang renangan mencari lingkungan yang bisa menjamin kelangsungan hidupnya  ( kaya dengan dan zat zat makanan). Larva ini merupakan akan berubah menjadi parenchymula. Bila telah menemukan tempat yang sesuai,  maka ia akan melekatkan diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tumbuh menjadi porifera baru.
Non seksual
Perkembangbiakan secara non seksual dilakukan dengan cara :
·         Membentuk tunas atau kuncup kearah luar yang kemudian memisahkan diri ddari induknya dan hidup sebagai individu baru
·         Dengan membentuk kuncup kearah dalam ( gemul = butir benih ). Cara ini terjadi sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan. Gemul dibentuk dari sel arkeosit dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin dan diperkuat oleh spikula, serta di lengkapi oleh zat makanan.  Cara refroduksi demikian umumnya  ditemukan pada polifera yang hidup di air tawar.
Sistem saluran air
Sistem saluran air di mulai dari pori dan di akhiri pada lubang keluar yang di sebut Oskulum.Sebelum air dikeluarkan melalui Oskulum,air yang berasal dari segala jurusan tubuh iutu terlebih dahulu di dalam rongga
sentral(spongocoel)
Cara Hidup dan Habitat
Porifera hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.
Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.
Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
1.1.4 Ciri – ciri porifera
a. Bentuk tubuhnya menyerupai vas atau jambangan.
b. Tubuhnya terdiri dari 2 Lapis ( dipoblastik )
c. Di antara lapisan luar dan dalam terdapat sel – sel amoebosit dan spikula.
d. sel amoeboid dan koanosit berfungsi untuk menangkap makanan.
e. Habitatnya di Perairan.
f. Memiliki ringga tubuh yang disebut spongocoel
g. memiliki lubang masuk air yang disebut ostium dan saluran keluar air yang disebut oskulum.
h. perkembangbiakan berlangsung secara kawin dan dengan pembentukan tunas.
1.1.5   Klasifikasi Filum Porifera
Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).
·    Hexactinellida
Kerajaan     : Animalia
Filum            : Porifera
Kelas            : Hexactinellida (Schmidt, 1870)
Sub Kelas   : Hexasterophora dan Amphidiscophora
Order           : Amphidiscosida
Order           : Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa
Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
a.     Sub Kelas Hexasterophora
Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa hexaster. Contoh Euplectella.
b.     Sub Kelas Amphidiscorpha
Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa Amphidics. Contoh Hyalonema.
Demospongiae
Kingdom     : Animalia
Filum            : Porifera
Kelas            : Demospongiae
Ordo            : Halichondrida
Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya.  Beberapa bentuk primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons ini berupa Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok Demospongia memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air tawar.
a.         Sub kelas Tetractinomorpha
Ciri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres tetraxonid dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki serat spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk  radial dan perkembangan cortical  axial mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan stereogtastrula. Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae.
1.         Ordo Homosclerophorida
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive  yang memiliki struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi . Larva menetas berupa amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil. Beberapa  spesies tidak memiliki rangka seperti pada Oscarella.
2.       Ordo Choristida
Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster, sterptaster atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali  rumit. Spons ini memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun atasnlapisan fibrosa di sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar.  Contoh Geodia dan Aciculites.
b.      Sub Kelas Ceractinomorpha
Ciri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
1.     Ordo Halichondrida
Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki microskleres. Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta.
2.     Ordo Poecilosclerida
Porifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung megaskleres choanosomal dan dermal.  ContohCoelosphoera dan Myxilla.
3.     Ordo Haplosclerida
Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau bergabung dalam suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin. Contoh Haliclona,. Megaskleresnya  berupa diactinal dan kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes.
Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang kompleks dari serat spongin bercabang-cabang menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia
4.     Ordo Dictyoceratida
Porifera  yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman  dari serat spongin yang bisa menyertakan partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan dermal sering diperkuat oleh spongin A
·         Calcarea
Kerajaan     : Animalia
Filum            : Porifera
Kelas            : Calcarea
Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa.
a.     Sub kelas Calcaronea
Ciri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa  larva amphibalstulae. Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari nucleus. Spikula triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain . Struktur tipe saluran air yang ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid yang berasal dari tipe syconoid.
1.         Ordo Leucosolenida
Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2.     Ordo Sycettida
Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau Leuconoid. Contoh Sycon.
b.     Sub Kelas Calcinea
Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang menempati  dasar sel.Pada sebagian besar spesies triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa anyaman dari asconoid.
1.     Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks. Contoh Clathrina
2.     Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh Leucascus levcetta.
3.     Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa Leuconoid dan rangka tersusun dari  spikula quadriradiata yang disertai penguat calcareous. Contoh Petrobiona dan Minchinella.
1.1.6  Keuntungan dan kerugian porifera dalam kehidupan?
·         Sebagai makanan hewan laut lainnya
·         Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut
·         Sebagai hiasan akuarium
·         Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci jenis hippospongia
·         Porifera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB)
·         Sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya
·         Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)


BAB III
PENUTUP
  Kesimpulan
Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari koloni protozoa jenis ‘choanoflagellata’.
‘Hewan spons’ itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar