BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Porifera adalah Phylum antara protozoa dan
coelenterara yang menghubungkan dengan metazoan. Pofifera digolongkan dalam
kelompok Parazoa. Filum protozoa yang bersel tunggal
hewan yang menerima ditinggalkan salah satu alias ditinggalkan sel darah bersel
admeasurement kecil bisa ditinggalkan menjadi jelas dengan mikroskop. Protozoa
hidup dapat di membaptis atau anatomi aktif atau menambahkan basil sebagai
parasit. Kegiatannya dapat ditinggalkan atau menyendiri atau kumpulan atau
koloni. Contoh: amuba / amoeba.
Jenis-Jenis
Porifera
Spikula
tersusun dari zat kapur dan dari silikat, apakah Anda sudah mengamati dan
membuktikan seperti pada kegiatan sebelumnya? Dengan dasar zat penyusun inilah
jenis Porifera ini digolongkan. Beberapa kelas Porifera adalah sebagai berikut.
- Kelas Calcarea, golongan Porifera ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kapur. Umumnya hidup di air laut yang dangkal. Misalnya, Scypha gelatinosa, Grantia, Leucosolenia.
- Kelas Hexactinellida, golongan ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kersik/silikat. Hidupnya di laut yang dalam, misalnya Pheronema sp., Euplectella, Regadrella sp.
- Kelas Demospongiae, kelas ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat kersik dan protein (spongin) atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak dan tidak mempunyai skeleton. Hidup di laut yang dangkal, mempunyai jumlah anggota yang paling banyak, misalnya Euspongia officinalis (spons mandi), Spongilla, Haliclona, Microciona, Corticium.
1.1.1
Fenomena
Apakah
manfaat serta kegunaan porifera dalam kehidupan manusia?
Apakah
kerugian porifera dalam kehidupan?
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian
di atas maka dapat di simpulkan rumusan masalah yang akan dikaji yaitu:
1.1.2
Bagaimana struktur tubuh porifera?
1.1.3
Bagaimanakah proses pencernaan makanan, system eksresi, system reproduksi dan
system pernafasan porifera?
1.1.4
ciri-ciri porifera?
1.1.5
Klasifikasi porifera?
1.1.6
Keuntungan dan kerugian porifera dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1.1.7
Dapat menambah wawasan mata kuliah khususnya Zoologi Invertebrata.
1.1.8
Dapat mengetahui mengetahui tentang porifera dan sejenisnya.
1.3
Manfaat
1.3.1
Dapat di harapkan memberikan informasi bagi kita semua khususnya Saya sendiri.
1.3.2
Di harapkan memberikan informasi kepada mahasiswa apakah porifera itu.
1.3.3
Menjadi referensi
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.2
Struktur tubuh porifera
Struktur
tubuh porifera kecuali berfori dengan macam-macam bentuk, dibagi atas tiga tipe
yaitu:
- 1. Ascon
berbentuk
seperti jambangan bunga yang merupakan tipe yang paling sederhana dapat dilihat
suatu rongga sentral yang disebut Spongiocoel atau parangaster. Ujung rongga
atas disebut Osculum. Pada dinding hewan ini terdapat lubang-lubang
kecil yang disebut Porosofil atau pori yang disebut Ostium. Lubang
itu merupakan pintu masuk aliran air yang menuju ke dalam rongga Paragester.
Dinding
tubuh tersusun dua lapis yaitu
É Lapis luar
disebut lapisan epidermis atau epithelium dermal yang juga disebut pinacocy.
É Lapisan
dalam terdiri atas jajaran sel-sel berleher yang disebut Choanocyt yang
berbentuk botol yang memiliki flagellum. Diantara dua lapisan tersebut terdapat
yang berbahan gelatin yaitu
- Amoebocyte yang berfungsi mengedarkan zat-zat makanan kesellainnya dan menghasilkan gelatin.
- Porocyte (sel pori) atau myocyt yang berfungsi membuka dan menutup pori
- 2. Sycon atau Scypha
Sycon
ciliatum adalah spons calcarea, yang merupakan spons dengan kerangka kalsium.
Hal ini kecil dibandingkan dengan spons lebih terkenal lainnya. Tumbuh sebagai
bentuk tabung tunggal. Banyak kali itu akan cluster dengan orang lain sehingga
terlihat seperti beberapa cabang. Ini adalah dengan semacam coklat atau abu-abu
warna. Pada ujung tabung adalah oscula khas dikelilingi oleh mahkota seperti
spikula. Mereka bisa tumbuh sampai 9 cm, tapi khas adalah 1-3 cm. Permukaan
mereka tampak berbulu. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang unik
mereka. Mereka ditemukan di zona Sublittoral dangkal ditemukan di landas
kontinen.
- 3. Rhagon
merupakantipesaluran
air yang paling rumit. Air masuk melalui pori kemudian memasuki saluran radial
yang bercabang-cabang dan saling berhubungan. Sel-sel koanositter dapat
pada rongga yang berbentuk bulat. Air kemudian keluar melalui oskulum. Contohnya
pada Euspongia dan Spongila.
Tubuh
Porifera tersusun dari banyak sel dansel-selnya ini meskipun sangat sederhana
tetapi sudah memiliki tugas sendiri-sendiri, yaitu ada yang bertindak sebagai
kulit, penangkap makanan, pengedar makanan, dan penyusun rangka. Susunan
tubuhnya ada dua lapisan/diplobastik, yaitu sebagai berikut.
- Lapisan luar, tersusun oleh sel-sel epidermis berbentuk pipih yang disebut pinakosit dan sebagai kulit luar.
- Lapisan dalam yang tersusunolehsel-selleher/koanosit berbentuk seperti corong yang memiliki flagel, vakuola, dannukleus. Di antara kedua lapisan ini terdapat mesenkim/mesoglea yang berisibahan gelatin/jeli dan bersifat koloid yang terdapat sel-sel amoebosit bebas. Mesenkim ini berfungsi untuk mengedarkan zat-zat makanan kesel-sel lainnya dan zat sisa metabolism dari satu sel kesel lainnya. Terdapat juga rangka (spikulaatausporogin), yaitu merupakan duri-duri penguat dinding yang lunak dandapatt ersusundari zat kapur, zat kersik (silikat), atau protein. Jika Anda ingin mengamati bentuk spikula, Anda dapat mengambil sedikit bagian tubuh bunga karang, kemudian letakkan pada objek glass dengan menggunakan pinset, lalu tetesi air dan tutup dengan cover glass.
1.1.3
Proses pencernaan makanan
Porifera
bersifat holozoik, dan saprozoik. Partikel partikel makanan mnempel pada
kolar. Pada saat itu mikrovili mikrovili koanosit bertindak sebagai filter.
Makanan yang telah disaring oleh filter tadi diolah didalam pakuola makanan
dengan bantuan enzym enzym pencernaan ( karbohidrase,protease, dan lipase
). Vakuola tadi kemudian mengadakan gerakan siklosis ( dalam
rangka mengedarkan sari sari makan didlam sel koanosit itu sendiri ). Setelah
itu zat zat makanan akan di edarkan ke sel sel tubuh secara dipusi dan
osmosis oleh amubosit.
Sistem
pernafasan
Alat
pernafasan terdiri atas :
· Sel
sel pinakhosit ( bagian luar ), dan koanosit (bagian dalam ). Oksigen yang
telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan keseluruh tubuh oleh
sel sel amubosit. Sistem ekskresi
Zat zat sampah
sisa metabolisme di edrakan dari intrnal tubuhnya oleh amubosit.
Sistem
reproduksi
Porifera ada
yang beraifat monosious (hermaprodit ) dan ada juga yang bersifat diosious.
Berkembang biak dilakukan secara :
· Seksual
· Non
seksual
Perkembangbiakan
Seksual
Perkembangbiakan
secara seksual belum dilakukan dengan alat kelamin khusus. Baik ovum maupun
spermatozoid berkembang dari sel sel amubosit khusus yang disebut
arkeosit. Ovum yang belum atau telah dibuahi oeleh spermatozoid tetap tinggal
didalam tubuh induknya (mesoglea). Setelah terjadi pembuahan maka
zigot akan mengadaka pembelahan berulang kali, akhirnya terbentuk larva
berambut getar yang disebut amphiblastula, dan ampliblastula ini kemudian akan
keluar dali dalam tubuhnya melalui oskulum. Setelah ampliblastula ini
tiba dilingkungan eksternal debgan rambut getarnya kemudian ia akan
berenang renangan mencari lingkungan yang bisa menjamin kelangsungan
hidupnya ( kaya dengan dan zat zat makanan). Larva ini merupakan
akan berubah menjadi parenchymula. Bila telah menemukan tempat yang
sesuai, maka ia akan melekatkan diri pada suatu objek tertentu dan
selanjutnya tumbuh menjadi porifera baru.
Non seksual
Perkembangbiakan
secara non seksual dilakukan dengan cara :
· Membentuk
tunas atau kuncup kearah luar yang kemudian memisahkan diri ddari induknya dan
hidup sebagai individu baru
· Dengan
membentuk kuncup kearah dalam ( gemul = butir benih ). Cara ini terjadi sebagai
penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan. Gemul dibentuk
dari sel arkeosit dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin dan diperkuat oleh
spikula, serta di lengkapi oleh zat makanan. Cara refroduksi demikian
umumnya ditemukan pada polifera yang hidup di air tawar.
Sistem
saluran air
Sistem
saluran air di mulai dari pori dan di akhiri pada lubang keluar yang di sebut
Oskulum.Sebelum air dikeluarkan melalui Oskulum,air yang berasal dari segala
jurusan tubuh iutu terlebih dahulu di dalam rongga
sentral(spongocoel)
Cara Hidup
dan Habitat
Porifera
hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan plankton.Makanan yang
masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai
pemakan cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan
amoebosit.
Habitat
porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5
km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas
Demospongia.
Porifera
yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada
batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak
dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
1.1.4 Ciri –
ciri porifera
a. Bentuk
tubuhnya menyerupai vas atau jambangan.
b. Tubuhnya
terdiri dari 2 Lapis ( dipoblastik )
c. Di antara
lapisan luar dan dalam terdapat sel – sel amoebosit dan spikula.
d. sel
amoeboid dan koanosit berfungsi untuk menangkap makanan.
e.
Habitatnya di Perairan.
f. Memiliki
ringga tubuh yang disebut spongocoel
g. memiliki
lubang masuk air yang disebut ostium dan saluran keluar air yang disebut
oskulum.
h.
perkembangbiakan berlangsung secara kawin dan dengan pembentukan tunas.
1.1.5
Klasifikasi Filum Porifera
Berdasarkan
bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga kelas, yaitu
Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).
· Hexactinellida
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Porifera
Kelas
: Hexactinellida
(Schmidt, 1870)
Sub Kelas
: Hexasterophora dan Amphidiscophora
Order
: Amphidiscosida
Order
: Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa
Hexactinelida
merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat utama dari
porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari
kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons
pada kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin. Sel epithelium dermal
dan koanosit terbatas pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
a.
Sub Kelas Hexasterophora
Ciri khas
yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa hexaster.
Contoh Euplectella.
b.
Sub Kelas Amphidiscorpha
Ciri utama
pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa Amphidics. Contoh Hyalonema.
Demospongiae
Kingdom
: Animalia
Filum
: Porifera
Kelas
: Demospongiae
Ordo
: Halichondrida
Porifera
yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa empat spikula
silica atau dari serabut spongin atau keduanya. Beberapa bentuk primitive
tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons ini berupa
Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok Demospongia memiliki penyebaran
yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk
memiliki habitat di air tawar.
a. Sub
kelas Tetractinomorpha
Ciri Utama
dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres tetraxonid dan
monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki serat
spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk radial dan perkembangan
cortical axial mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar
dengan stereogtastrula. Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae.
1. Ordo
Homosclerophorida
Porifera
dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang memiliki
struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi . Larva
menetas berupa amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil.
Beberapa spesies tidak memiliki rangka seperti pada Oscarella.
2. Ordo
Choristida
Porifera
yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa megaskleres
tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster, sterptaster
atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali rumit. Spons ini
memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun
atasnlapisan fibrosa di sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar.
Contoh Geodia dan Aciculites.
b. Sub
Kelas Ceractinomorpha
Ciri utama
yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha adalah
larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan
mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada
rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
1.
Ordo Halichondrida
Porifera
yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka megaskleres berupa
monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki microskleres.
Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta.
2.
Ordo Poecilosclerida
Porifera
yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung megaskleres
choanosomal dan dermal. ContohCoelosphoera dan Myxilla.
3.
Ordo Haplosclerida
Porifera ini
kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari kategori
tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau bergabung dalam
suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin.
Contoh Haliclona,. Megaskleresnya berupa diactinal dan
kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika
ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes.
Beberapa
genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka
dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang
terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang
kompleks dari serat spongin bercabang-cabang menembus lapisan dermal. Contoh
Callyspongia
4.
Ordo Dictyoceratida
Porifera
yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka sepenuhnya
tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin yang bisa menyertakan
partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan dermal
sering diperkuat oleh spongin A
· Calcarea
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Porifera
Kelas
: Calcarea
Calcarea
merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula dari zat
kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk
spons ini bervariasi dari bentuk yang menyerupai vas dengan simetri radial
hingga bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan serupa anyaman dari
pembuluh-pembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai
bentuk raksasa.
a.
Sub kelas Calcaronea
Ciri khas
dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa larva amphibalstulae.
Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari
nucleus. Spikula triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain
. Struktur tipe saluran air yang ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid
yang berasal dari tipe syconoid.
1. Ordo
Leucosolenida
Tipe ini
memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2.
Ordo Sycettida
Tipe saluran
air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau Leuconoid. Contoh
Sycon.
b.
Sub Kelas Calcinea
Ciri khas
yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa parenchymula dan
flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang
menempati dasar sel.Pada sebagian besar spesies triradiata , spikula
memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada pada sub kelas ini tidak
berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa anyaman dari asconoid.
1.
Ordo Clathrinida
Ciri khas
dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara permanen
serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks. Contoh Clathrina
2.
Ordo Leucettida
Ciri khas
dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga Leuconoid
dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh Leucascus levcetta.
3.
Ordo Pharetronida
Ciri khas
yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa Leuconoid dan
rangka tersusun dari spikula quadriradiata yang disertai penguat
calcareous. Contoh Petrobiona dan Minchinella.
1.1.6
Keuntungan dan kerugian porifera dalam kehidupan?
· Sebagai
makanan hewan laut lainnya
· Sebagai
sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut
· Sebagai
hiasan akuarium
· Sebagai
alat penggosok untuk mandi dan mencuci jenis hippospongia
· Porifera
yang dijadikan obat kontrasepsi (KB)
· Sebagai
obat penyakit kanker dan penyakit lainnya
· Sebagai
campuran bahan industri (kosmetik)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Asal usul
hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari koloni protozoa
jenis ‘choanoflagellata’.
‘Hewan spons’ itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.
‘Hewan spons’ itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.
Porifera
bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif.
Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel
amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu
tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan
pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas
akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan
yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga
bisa tumbuh menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar