Rabu, 04 Oktober 2023

Artikel Metodologi Penlitian Kualitatif Kriteria, Teknik, Dan Triangulasi Dalam Pemeriksaan Keabsahan Data Kualitatif

 

ARTIKEL METODOLOGI PENELITIAN

 

Kriteria, Teknik, Dan Triangulasi Dalam Pemeriksaan Keabsahan Data Kualitatif

Rapelowandi, NIM.224241048, Program Magister Pendidikan Agama Kristen,

 Institut Agama Kristen Negeri Palangkaraya

 

 

1.        PENDAHULUAN

Secara umum, penelitian diartikan sebagai rangkaian aktivitas keilmiahan yang terencana, terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan secara praktis dan teoritis, baik pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Dikatakan terstruktur karena kegiatan ini berlangsung mengikuti suatu proses dan tahapan-tahapan tertentu. Salah satu tahapannya adalah tahapan dalam pengumpulan data. Data merupakan komponen yang krusial, sehingga dalam perjalanannya, data yang dikumpulkan harus memenuhi syarat pada pemeriksaan keabsahan data. Penelitian  merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka untuk menemukan jawaban atas permasalahan maupun pengetahuan baru. Penelitian selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi dua paradigma, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Perbedaan paradigma ini tidak hanya mempengaruhi tujuan peneliti dalam memperoleh pengetahuan  baru, tetapi juga mempengaruhi pemilihan         metode dan peran peneliti, serta kriteria untuk menilai apakah sebuah penelitian berkualitas         atau tidak berkualitas. Salah satu pertanyaan yang diusahakan menjawab dari pihak non-kualitatif atau dari peneliti umum ialah : ”Apakah penelitian kualitatif itu benar-benar ilmiah?”. Pokok persoalan yang menjadi latar belakang pertanyaan ini, selain persoalan generalisasi, juga menyangkut derajat kepercayaan yang tidak mantap dari pihak penyanggah.

Dalam tubuh pengetahuan penelitian kualitatif itu sendiri sejak awal pada dasarnya sudah ada usaha meningkatkan derajat kepercayaan data yang di sini dinamakan keabsahan data. Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif. Dengan kata lain, apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara cermat sesuai dengan teknik yang diuraikan dalam makalah ini, maka jelas bahwa hasil upaya penelitiannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi.

Salah satu pertanyaan penting dan sering muncul dari para peneliti dan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian adalah masalah triangulasi. Banyak yang masih belum memahami  makna dan  tujuan tiangulasi dalam penelitian, khususnya penelitian kualitatif. Karena kurangnya pemahaman itu, sering kali muncul persoalan tidak saja antara mahasiswa dan dosen dalam proses pembimbingan, tetapi juga antar dosen pada saat menguji skripsi, tesis, dan  disertasi.  Hal ini tidak akan terjadi jika masing-masing memiliki pemahaman yang cukup mengenai triangulasi. Umumnya pertanyaan berkisar apakah triangulasi perlu dalam penelitian dan jika perlu, bagaimana melakukannya.Sebagaimana diketahui dalam penelitian kualitatif peneliti itu sendiri  merupakan instrumen utamanya. Karena itu, kualitas penelitian kualitatif sangat tergantung pada kualitas diri penelitinya, termasuk pengalamannya melakukan penelitian merupakan sesuatu yang sangat berharga. Semakin banyak pengalaman seseorang dalam melakukan penelitian, semakin peka memahami gejala atau fenomena yang diteliti. Namun demikian, sebagai manusia, seorang peneliti sulit terhindar dari bias atau subjektivitas. Karena itu, tugas peneliti mengurangi semaksimal mungkin bias yang terjadi agar diperoleh kebenaran utuh. Pada titik ini para penganut kaum positivis meragukan tingkat ke’ilmiah’an  penelitan kualitatif. Malah ada yang secara  ekstrim menganggap penelitian kualitatif tidak ilmiah.

Guna memenuhi harapan itu, maka artikel kali ini mengulas teknik pemeriksaan keabsahan data. Dengan dua uraian bahasan pokok. Pertama, membahas kriteria dan teknik pemerikasaan keabsahan data. Kedua, membahas triangulasi data sebagai upaya meletakkan dasar bagi para pembaca.

2.        PEMBAHASAN

2.1  Kriteria dan Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data

2.1.1        Alasan dan Acuan

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan reliabilitas menurut versi “positivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigmanya sendiri (Moleong, 1993: 171). Mula-mula hal itu harus dilihat dari segi kriteria yang digunakan oleh nonkualitatif. Istilah yang digunakan oleh mereka antara lain adalah “validitas internal, validitas eksternal dan reliabilitas”. Yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi:

1)      Mendemonstrasikan nilai yang benar,

2)      Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan

3)      Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Isu dasar dari hubungan keabsahan data pada dasarnya adalah sederhana. Bagaimana peneliti membujuk agar pesertanya ( termasuk dirinya ) bahwa temuan-temuan penelitian dapat dipercaya, atau dapat dipertimbangkan? Dibawah ini dikemukakan perbandingan antara penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif dilihat dari segi ‘konstruknya’nya.

KONSTRUK

KUANTITATIF

KUALITATIF

‘Nilai benar’

Validitas internal

Kredibilitas

Aplikabilitas

Validitas eksternal

Transferabilitas (keteralihan)

Konsistensi

Reliabilitas

Dependabilitas (kebergantungan)

Netralitas

Objektivitas

Konfirmabilitas (kepastian)

 

Sama dengan penelitian kuantitatif bahwa suatu studi tidak akan valid jika tidak reliabel, maka penelitian kualitatif tidak akan bisa transferabel jika tidak kredibel, dan tidak akan kredibel jika tidak memenuhi kebergantungan.

2.1.2        Kriteria Keabsahan Data

Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian.  Penerapan kriterium derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sempel yang secara representatif mewakili populasi itu. Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima.

Kriterium kebergantungan merupakan subtitusi istilah reliabilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Pada cara nonkualitatif, reliabilitas ditunjukkan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan reliabilitasnya tercapai. Persoalan yang amat sulit dicapai disini ialah bagaimana mencari kondisi yang benar-benar sama.

Di samping itu terjadi pula ketidakpercayaan pada instrumen penelitian. Hal ini benar-benar sama dengan alamiah yang mengandalkan orang sebagai instrumen. Namun, kekeliruan yang dibuat orang demikian jelas tidak mengubah keutuhan kenyataan yang distudi. Juga tidak mengubah adanya desain yang muncul dari data, dan bersamaan dengan hal itu tidak pula mengubah pandangan dan hipotesis kerja yang dapat bermunculan.

Hal tersebut disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan segala-galanya, yaitu yang ada pada reliabilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor lainnya yang tersangkut. Di sini pemastian bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang. Jadi objektivitas-subjektivitas suatu hal bergantung pada orang seorang. Menurut Scriven , selain itu masih ada unsur ‘kualitas’ yang melekat pada konsep objektivitas. Pengertian terakhir inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-subjektivitas menjadi kepastian . 

2.2  Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data

Sebelum masing-masing teknik pemeriksaan diuraikan, terlebih dahulu ikhtisarnya dikemukakan. Ikhtisar itu terdiri dari kriteria yang diperiksa dengan satu atau beberapa teknik pemeriksaan tertentu. Ikhtisar tersebut dikemukakan dalam tabel 4 berikut ini

KRITERIA

TEKNIK PEMERIKSAAN

Kredibilitas

(derajat kepercayaan)

(1)   Perpanjangan keikut-sertaan

(2)   Ketekunan pengamatan

(3)   Triangulasi

(4)   Pengecekan sejawat

(5)   Kecukupan referensial

(6)   Kajian kasus negatif

(7)   Pengecekan anggota

Keteralihan

(8)   Uraian rinci

Kebergantungan

(9)   Audit kebergantungan

Kepastian

(10)                       Audit kepastian

Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Karena peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari «kebudayaan» dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subjek. 

Disamping itu membangun kepercayaan antara subjek dan peneliti memerlukan waktu yang cukup lama. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Hal tersebut berarti bahwa peneliti hendaknya melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peritiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

2.3  Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Moleong mengatakan bhawa triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987: 331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi dengan situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; (4) menbandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) menbandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut . Teknik jenis ketiga ini ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pada dasarnya penggunaan suatu tim penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya untuk meningkatkan keabsahan data, maka langkah yang perlu dilakukan adalah:

2.3.1        Memperlama proses penelitian di lapangan

Langkah ini sangat penting untuk dilakukan karena semakin lama dilapangan, maka semakin jenuh data yang diperoleh sehingga proses cek, recek, dan cek silang dapat selalu dilakukan. Ketika hubungan emosional sudah erat maka segala seusuatu yang bersifat rahasiapun akan diceritakan kepada peneliti. Dengan semakin lama dilapangan, maka kesimpangsiuran data menjadi tertata rapih, dan tidak ada lagi kesalahan atas data yang diperoleh.

2.3.2        Melakukan Cek

Proses pengecekan dilakukan kepada data yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda dibandingkan metode yang pertama. Misalkan pada metode pertama menggunakan metode wawancara, pada saat bersamaan juga bisa menggunakan metode dokumentasi.

2.3.3        Melakukan Cek Ulang

Proses pengecekan kembali dilakukan dengan metode yang sama pada waktu yang berbeda. Ketika jawaban yang diberikan sama dengan jawaban yang pertama, maka proses recek berhasil dan keabsahan data menjadi semakin meningkat.

2.3.4        Melakukan Cek Silang

Proses cek silang digunakan untuk mengkonfrontasi data yang disampaikan oleh informan dengan informan lain dengan tujuan untuk meningkatkan keabsahan data.

3.        KESIMPULAN DAN SARAN

3.1  Kesimpulan

Pada artikel ini menyajikan kriteria dan teknik keabsahan data serta triangulasi yang sebagaimana sudah dikemukakan pada pendahuluan, merupakan faktor yang menentukan dalam penelitian kulaitatif. Tiga pokok persoalan yang dibahas ialah alasan dan acuan, kriteria, dan teknik keabsahan data  serta triagulasi data yang mengacu pada konsep baru untuk memperbaharui dan mengacu pada teknik yang disodorkan oleh para ahli inkuiri alamiah.

Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan dapat dilakukan dengan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, dan pengecekan anggota. Kriteria kebergantungan dan kepastian pemeriksaan dilakukan dengan teknik auditing. Masing-masing teknik tersebut diuraikan prinsip dan cara pemanfaatanya.

3.2  Saran

Untuk menambah referensi penulisan artikel selanjutnya ada beberapa saran yang dikemukakan sebagai berikut, yaitu perlu mempelajari dan memahami lebih dalam lagi perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif sehingga untuk memudahkan dalam menganalisa  pemeriksaan data dalam metode penelitian kulaitatif, hal ini dimaksudkan agar kesimpulan yang dihasilkan dari artikel tersebut memiliki cakupan yang lebih luas; serta bila memungkinkan menambah referensi daftar rujukan dalam pembuatan artikel ini sehingga isi nya lebih baik dan ilmiah.

4.    DAFTAR RUJUKAN

Moleong, Lexy j. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Cetakan ketigapuluhdua. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Soendari, Tjutju. 2012. Pengujian Keabsahan Data Penelitian Kualitatif. Jurusan PLB FIP UPI

Yan Bunu, Helmuth, 2022, Metodologi Penelitian Kualitatif. Palangkaraya : Pusaka Media.

Sabtu, 10 Juni 2017

Nilai Revisi Biologi Kelas B 2017 Peng.Lingkungan


NO NIM NAMA PRAKTIKUM Prakt. Lap. Rerata Total UAP NAP Predikat Ket.
1 2 3 4 5 Total
P L Rerata P L Rerata P L Rerata P L Rerata P L Rerata 1 2 Rerata
1 ACD 116 047 KURNIAWAN THERESIANTO 72 54 56,7 70 76 75,1 50 52 51,7 30 76 69,10 30 77 70 64,51 80 67 70,9 67,07 90 76,24 B+ LULUS
2 ACD 116 048 MONIKA INDAH 42 49 47,95 65 65 65 35 54 51,2 50 65 62,75 30 50 47 54,77 65 67 66,4 59,42 55 57,65 C LULUS
3 ACD 116 049 FRISKA APRINIA THRESA 32 50 47,3 66 63 63,45 58 60 59,7 30 65 59,75 30 65 59,8 57,99 74 67 69,1 62,43 68 64,66 C LULUS
4 ACD 116 032 ANNISA DEATRI SAFITRI 37 60 56,55 60 79 76,15 50 79 74,7 72 65 66,05 70 80 78,5 70,38 72 67 68,5 69,63 85 75,78 B+ LULUS
5 ACD 116 051 GITA SONIA SINAR 50 46 46,6 40 62 58,7 75 51 54,6 50,5 65 62,83 30 50 47 53,95 60 67 64,9 58,33 88 70,20 B LULUS
6 ACD 116 055 RUSTIANA 25 63 57,3 60 61 60,85 38 48 46,5 62 70 68,80 69 70 69,9 60,66 70 74 72,8 65,52 65 65,31 C+ LULUS
7 ACD 116 056 DEWI WAHYUNINGSIH 27 63 57,6 60 62 61,7 23 64 57,9 62 75 73,05 60 70 68,5 63,74 70 74 72,8 67,36 40 56,42 C LULUS
8 ACD 116 059 LALA PITRIA 52 69 66,45 58 57 57,15 35 55 52 50 60 58,50 75 75 75 61,82 60 50 53 58,29 73 64,18 C LULUS
9 ACD 116 060 DEVI SILVANI 52 57 56,25 63 74 72,35 82 76 76,9 50 67 64,45 50 80 75,5 69,09 60 50 53 62,65 58 60,79 C LULUS
10 ACD 116 061 MAGDALENA NIDA BERA 52 43 44,35 60 60 60 30 0 4,5 50 0 7,50 35 0 5,25 24,32 59 50 52,7 35,67 40 37,40 E TIDAK LULUS
11 ACD 116 063 REKA ANGGRAINI 30 42 40,2 60 58 58,3 38 51 49,1 67 0 10,05 35 0 5,25 32,57 60 74 69,8 47,46 60 52,48 D TIDAK LULUS
12 ACD 116 065 SUKMA AYU 32 59 54,95 59 64 63,25 70 74 73,4 67 65 65,30 35 67 62,2 63,82 67 75 72,6 67,33 75 70,40 B LULUS
13 ACD 116 058 DEVINA VERONIKA 52 55 54,55 60 72 70,2 74 44 48,5 50 40 54,00 60 60 60 57,45 60 50 53 55,67 59 57,00 C LULUS